Jumat, 16 Mei 2014

makalah guru kreatif dan inovatif


Tugas Terstruktur

GURU KREATIF DAN INOVATIF

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah                   : Profesi Keguruan
Dosen Pembimbing        : Dra . Hj. Maimunah, M.Pd.I

 









Oleh:

                                 Muhammad Busyairi              Nim:2012 121 575
                                 Sri Jayantie                             Nim:2012 121 561
                                 Mariatul Qibtiah                     Nim:2012 121 566
                                 Ratni                                       Nim:2012 121 564


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN AKADEMIK
2013/2014

KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan berkah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Guru kreatif dan Inovatif” ini.
Salam keselamatan dan kesejahteraan tertuju hanya untuk junjungan kita, teladan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Profesi Keguruan, yang dibimbing oleh ibu Dra. Hj. Maimunah, M.Pd.I.
 Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih dari banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, hingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, agar dikemudian hari penulis dapat lebih baik lagi dalam hal pembuatan karya ilmiah ini.
Akhirnya dengan memohon rahmat, taufik, dan hidayah-Nya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Amin Ya Rabbal Alamin

                                                Kandangan,10 April 2014


                                                                        Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN COVER.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A.    Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................... 2
C.     Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A.    Pengertian Guru Kreatif dan Inovatif................................................ 3
B.     Arti Penting Guru............................................................................... 4
C.     Hal-Hal yang di Benci Oleh Peserta Didik........................................ 5
D.    Menjadi Guru yang Ideal dan Inovatif.............................................. 5
E.     Memupuk Kreativitas......................................................................... 9
F.      Memberdayakan Media...................................................................... 10
BAB II PENUTUP........................................................................................ 11
A.    Kesimpula........................................................................................... 11
B.     Saran................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan dalam semua aspek kehidupan. Bangsa yang dilanda krisis sejak 1997 dan sampai sekarang belum mampu keluar dari krisis multi dimensional ini membutuhkan lahirnya kader-kader muda yang handal yang mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dipundak merekalah, kejayaan bangsa ini dipertaruhkan. Namun, kelahiran mereka tidak cukup hanya dinanti, ditunggu dan dibayangkan. Kader-kader muda ini harus direncanakan, diupayakan, dimunculkan, dan diperjuangkan dengan usaha maksimal, sistematis, dan terstruktur.
Dalam hal ini, guru adalah aktor utama, disamping orang tua dan elemen lainnya. Kesuksesan pendidikan yang dicanangkan. Tanpa keterlibatan aktif guru, pendidikan kosong dari materi, esensi dan substansi. Secanggih apapun kurikulum, visi, misi, dan kekuatan finansial, sepanjang gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas pendidikan akan merosot tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apapun sebuah kurikulum, visi misi dan kekuatan finansial, jika gurunya inovatif, progresif, dan produktif, maka kualitas pendidikan akan maju pesat. Apalagi jika sistem yang baik ditunjang dengan kualitas guru yang inovatif, maka kualitas lembaga pendidikan semakin dasyat.

Disinilah, letak strategis guru dalam dunia pendidikan. Karena itu, tidak ada pilihan lain, guru-guru yang ada harus memosisikan diri sebagai guru yang ideal dan inovatif, yakni guru-guru yang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman, yang mempunyai kekuatan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial yang tinggi, serta kreatif melakukan trobosan baru yang kontinyu dan konsisten. Tetapi faktanya, kebanyakan guru di Indonesia tidak sesuai dengan harapan diatas. Mereka belum mencerminkan guru yang ideal dan inovatif yang siap mendidik siswa dengan profesionalisme dan optimisme. Oleh karena itu pemakalah ingin menyusun tentang menjadi guru kreatif dan inovatif.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan guru kreatif dan inovatif?
2.      Seberapa penting kah guru dimata kita?
3.      Hal-hal apa saja yang dibenci peserta didik?
4.      Apa saja tips menjadi guru yang kreatif dan inovatif?
5.      Bagaimana cara memupuk kreativitas peserta didik?
6.      Seberapa besar peran media untuk pembelajaran?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian guru kreatif dan inovatif.
2.      Untuk mengetahui arti penting guru.
3.      Mengetahui hal-hal yang dibenci peserta didik.
4.      Mengetahui tips menjadi guru yang kreatif dan inovatif.
5.      Mengetahui cara memupuk kreativitas
6.      Pentingnya memberdayakan media
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Guru Kreatif dan Inovatif
Guru adalah pendidik profesional, tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan dan juga melatih, menilai serta mengevaluasi peserta yang di didik pada pendidikan formal dijenjang anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah. Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat menguasai kelas agar materi yang ia sampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa, tentunya seorang guru harus bisa menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran yang sedang berlangsung berjalan dengan efektif. Dengan demikian berarti seorang guru harus memilki keterampilan untuk dapat menarik perhatian siswa, guru harus terampil kreatif dan inovatif.
Kreatif merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki kemampuan daya cipta. Seseorang yang memiliki daya kreasi tinggi sering pula orang tersebut kreativitasnya tinggi. Inovatif merupakan sebuah temuan baru baik dalam bentuk ide, barang atau jasa yang berbeda dari sebelumnya dalam lingkun gan tertentu, dalam arti kreasi, dimensi dan penampilannya. Sifat kreatif dan inovatif ini dibutuhkan agar membawa kondisi pembelajaran yang kondusif secara keseluruhan.[1]



B.     Arti penting Guru.
Pembahasan guru itu selalu menarik, karena ia adalah kunci pendidikan. Artinya, jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita besarnya dimasa depan.
Ada beragam julukan yang diberikan kepada sosok guru. Salah satu yang paling terkenal adalah “pahlawan tanpa tanda jasa”. Julukan ini mengindikasikan betapa besarnya peran dan jasa yang dilakukan guru sehingga guru disebut sebagai pahlawan. Namun, penghargaan terhadap guru ternyata tidak sebanding dengan dengan besarnya jasa yang telah diberikan.
Ada banyak tokoh-tokoh yang sukses karena gurunya. Contohnya Imam syafi’i. Kesuksesan beliau tidak lepas dari peran guru-gurunya, khususnya Imam Malik. Begitu juga dengan tokoh Hellen yang tidak mampu berbuat apa-apa dan tidak mengenal dunia, beliau di didik oleh gurunya yang begitu sabar. Akhirnya beliau mampu menjadi guru besar dan melahirkan pemikiran-pemikiran yang dapat diturunkan kepada anak cucunya, atau tokoh-tokoh yang sangat terkenal sekarang seperti Bj. Habibi yang mampu membuat pesawat terbang, pemikiran beliau pun karena jasa-jasa gurunya.[2]


C.    Hal-hal yang di benci oleh peserta didik.
Guru ideal tidak lepas dari penilaian murid. Untuk itu, seorang guru ideal  harus mendengarkan aspirasi murid agar perilakunya disenangi murid. Tidak sebaliknya, bersikukuh dan cuek dengan sikapnya sendiri tanpa memperhatikan penilaian dan aspirasi murid, karena harmonisasi hubungan guru dan murid sangat penting untuk efektivitas pembelajaran yang dinamis dan progresif. Dalam hal ini sebaiknya hal-hal yang dibenci murid menjadi parameter agar pembelajaran berjalan dengan baik, berikut hal-hal yang biasanya dibenci oleh peserta didik adalah sebagai berikut :
1.      Berpakaian kurang rapi.
2.      Jarang masuk.
3.      Pilih kasih (tidak adil)
4.      Suka memberi PR tanpa mengoreksi.
5.      Berkata kasar.
6.      Suka menyuruh.
7.      Menghukum semena-mena.
8.      Cuek didalam dan diluar kelas.[3]
D.    Menjadi guru yang ideal dan inovatif
Menjadi guru yang ideal dan inovatif adalah sebuah tuntutan yang tidak bisa dielakan. Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh kader-kader muda. Sedangkan penanggung jawab utama masa depan kader-kader muda tersebut berada dipundak guru, karena gurulah yang langsung berinteraksi dengan meraka dalam pembentukan kepribadian, memberi pemahaman, menerbangkan imajinasi dan cita-cita, membangkitkan semangat dan mengerakkan kekuatan mereka.
Disinilah guru dituntut menjadi busur yang kuat, dinamis, visioner, dan powerful sehingga mampu melesatkan potensi dan cita-cita tinggi jauh ke angkasa, mejadi orang yang mampu memberikan kemanfaatan penuh bagi kemajuan dunia. Agar dapat menjadi guru yang dapat diinginkan seperti diatas, maka hal-hal di bawah ini dapat menjadi renungan bersama.
1.    Menguasai materi pelajaran secara mendalam
Menguasai materi pelajaran adalah syarat utama menjadi guru yang inovatif, karena dengan menguasai materi, kepercayaan diri terbangun dengan baik, tidak ada rasa was-was, dan bimbang terhadap pertanyaan murid. Ada pepatah mengatakan “the right man on the rightplace”, artinya guru yang ideal adalah guru yang mengajar sesuai bidangnya.
2.    Mempunyai wawasan luas
Perubahan yang terjadi setiap saat akibat revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi informasi berjalan dengan hitungan detik, oleh karena itu guru harus up to date sehingga cakrawala pemikirannya menjadi luas, mendunia. Karena sesuatu hal baru yang disampaikan seorang guru akan menjadi salah satu daya tarik murid yang dapat menggugah semangatnya mengikuti pelajaran guru. Siswa pun akan bangga mempunyai guru yang pengetahuannya luas.
3.    Komunikatif
Guru yang suka menyapa dan memperhatikan kondisi muridnya lebih diterima oleh anak didik dibandingkan dengan guru yang cuek dan egois, yang datang hanya untuk menerangkan pelajaran lalu pulang, karena ketika seorang murid disapa ia akan merasa diperhatikan.
4.    Dialogis
Ketika guru hanya mengandalkan metode ceramah tanpa ada ruang dialog, alhasil pemikiran anak tidak akan berkembang, dan semangat mengembangkan materi menjadi lemah. Disinilah pentingnya metode dialog interaktif yang melibatkan dua atau tiga arah, misalnya murid bertanya, guru menanggapi kemudian ditanggapi lagi oleh siswa yang lain.
5.    Mampu menggabungkan teori dan praktik
Anak didik akan mudah jenuh kalau hanya dijejali dengan teori tanpa praktek. Praktek sangat diperlukan sebagai media menurunkan, mengedepankan, dan meletakan pemahaman materi pada otak anak didik. Praktek dapat langsung kelapangan atau sekedar di laboraturium, misalnya, untuk materi bahasa inggris siswa sekali-kali diajak study tour ke tempat pariwisata yang banyak turis asingnya agar mereka dapat mempraktikan dialog yang pernah diajarkan di sekolahnya.
6.    Bertahap
Belajar ilmu adalah setahap demi setahap, dari satu, dua dan seterusnya. Bertahap ini meniscayakan pentingnya materi yang disampaikan secara urut, tidak loncat-loncat. Dalam hal ini guru harus arif dan bijaksana, jangan memberi materi dalam satu kesempatan. Berilah sedikit demi sedikit agar anak didik dapat menerima dengan baik dan tidak mudah hilang. Kita bisa mengambil metode ini dari peristiwa turunnya Al-Qur’an.
7.    Mempunyai variasi pendekatan
Dalam proses belajar dan mengajar, seorang guru harus mempelajari banyak pendekatan pengajaran. Dengan menguasai pendekatan pengajaran yang banyak, proses belajar dan mengajar dapat berjalan secara variatif, tidak monoton dan selalu segar.
8.    Tidak memalingkan materi pelajaran
Dalam mengajar, seorang guru harus berkonsentrasi penuh pada satu arah, satu target, dan satu tujuan yang dicanangkan, sehingga hasilnya dapat maksimal. Misalnya, dalam materi agama tentang shalat, ia harus berbicara seputar shalat dan hal-hal lain bersifat menunjang.
9.    Tidak terlalu menekan dan memaksa
Seorang guru harus berusaha untuk mengajar secara alami, tidak terlalu menekan dan memaksa murid, karena akan berakibat negatif bagi perkembangan psikologisnya. Guru harus menyelami psikologi anak didik, memberikan materi secara mengalir sesuai falsafah air yang mengalir secara pelan, mampu merobohkan hal-hal besar dengan ketekunan, kerajinan, dan kesungguhan.
10.  Humoris tapi serius
Salah satu guru yang ideal adalah berwatak dinamis, kompetetif, tapi humoris. Ditengah kepenatan pikiran, keletihan fisik, dan kebosanan berfikir, humor sangat diperlukan. Dengan selera humor yang tinggi, seorang guru dapat memecahkan suasana yang menjenuhkan, menghilangkan kepenatan, dan menyegarkan pikiran anak didik. Humor bukan sekedar alat penyegar, tetapi dilihat dari banyaknya pelajaran yang murid dapatkan dan jam yang begitu lama misalnya, dari jam 07.00 sampai 13.00, tentu beban pikiran mereka akan penat, disinilah peran guru dalam mengatur ritme, irama dan menghilangkan beban pikiran yang semakin berat, lebih baik guru menyelingi dengan humor atau permainan untuk menyegarkan otak mereka, dari pada guru ceramah tapi siswa tidak mendengarkan dengan baik.[4]
E.     Memupuk kreativitas.
Bakat yang telah ditemukan dan kemudian teraktualisasi akan semakin menemukan momentum dalam mengantarkan kesuksesan manakala diikuti dengan kemampuan membangun kreativitas diri. Kreativitas ini merupakan upaya membangun berbagai terobosan yang memungkinkan bagi pemberdayaan dan penguatan bagi pengembang bakat yang telah tergali. Disinilah arti penting kreativitas untuk menunjang kesuksesan.
Untuk membangun kreativitas, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, pengetahuan yang luas serta bidang yang dikuasainya dan keinginan yang terus menerus untuk mencari problem baru. Kedua, adanya sejumlah kualitas yang memungkinkan memunculkan respon seperti rasa percaya diri, ceria mandiri, kukuh pendirian, tidak mengenal lelah, dan kesiapan mengambil resiko. Ketiga, adanya kemampuan membagi konsentrasi, menjauh dari cara berpikir konvensional menggunakan kekuatan intuitif dan yang tidak tersadari untuk menyelesaikan masalah. Keempat, adanya keinginan kuat untuk mencapai keseimbangan saat menghadapi persoalan, sehingga selalu berakhir dengan cemerlang.
F.     Memberdayakan media.
Perkembangan media telah berlangsung secara cepat, dan membentuk budaya baru dengan segnifikan. Budaya baru ini, langsung atau tidak langsung, sudah mempengaruhi bagaimana siswa mengikuti sebuah proses pembelajaran. Ciri yang mendominasi adalah munculnya komponen budaya indrawi yang utuh, meliputi melihat, mendengar, merasakan, menyentuhkan dan bereksplorasi.
Bagi guru yang kreatif dan inovatif, kehadiran budaya baru ini selayaknya ditempatkan sebagai potensi dan tantangan untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih inovatif. Sebagai konskuensinya, guru juga harus mengikuti perkembangan budaya baru ini secara respontif. Pada zaman sekarang ini seorang guru jangan sampai gaptek ”gagal teknologi”, merespons secara kreatif terhadap perkembangan teknologi dan memanfaatkannya sebagai media untuk memperkukuh dan memaksimalkan hasil pembelajaran, merupakan hal yang tidak dapat dihindari lagi.
Untuk mengimplementasi rancangan tersebut maka dalam pembelajaran, ada dua pendekatan yang perlu dikembangkan, yaitu pendekatan visual-auditif dan pendekatan populer, untuk mendukung pendekatan tersebut, kita perlu mengupayakan sarana-sarananya antara lain:
1.      Media gambar (visual) adalah sarana atau media yang berbentuk poster, lukisan, foto, karikarur, dan sebagainya, yang fungsinya untuk mendukung pembelajaran secara visual.
2.      Media auditif adalah sarana atau media yang digunakan melalui pendengaran, misalnya lagu dari kaset, CD dan lainnya.
3.      Media audio-visual (FILM) adalah sarana atau media yang utuh untuk mengolaburasikan bentuk visual dan audio. Sekarang hampir semua menggunakan komputer dan proyektor atau LCD.[5]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Banyak cara yang dilakukan untuk menjadi guru yang ideal,kreatif dan inovatif yaitu, harus menyadari bahwa guru adalah publik figur yang sangat di hormati dimasyarakat,guru juga harus menjadi inspirasi bagi kader-kader muda yang akan menjadi cahaya masa depan ditangannya lah bangsa ini dijunjung.Guru merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam hal ini,namun untuk menjadi guru yang ideal harus mempunyai wawasan yang luas,dialogis,komunikatif dan sebagainya.
Dalam hal ini perkembangan  teknologi dapat mempengaruhi kinerja guru,  karena guru dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman,dan media pun sangat membantu jalannya pembelajaran,seperti media visual,audio dan audio-visual.Untuk itu guru seharusnya dapat menjadi contoh yang baik dan dan memunculkan ide-ide baru yang dapat memotivasi dan menginspirasi peserta didiknya.

B.     Saran.
Agar para calon guru tidak menjadi guru yang jadul, hendaknya mulai dari bangku kuliahlah saatnya mengeruk ilmu para dosennya sebanyak-banyaknya, dan mencari informasi sebanyak-banyaknya diluar jam kuliah, agar nanti pas selesai maupun belum siap diterjunkan ke lapangan.

               






DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal ma’mur. 2011.Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif dan Inovatif. Yogyakarta: Diva press.
Naim, Ngainun. 2009. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: pustaka pelajar.


[1]Isetiarahmawati, “guru keriatif dan inuvatif http://isetiarahmawati.blogspot.com/2012/12/guru-kreatif-dan-inovatif.html. Diakses tgl, 20-03-2014.
[2]Naim, Ngainun, 2009. Menjadi guru inspiratif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hl. 23.
[3]Ibid, hal, 24.
[4]Asmani, Jamal ma’mur. 2011.Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif dan Inovatif. Yogyakarta: Diva press.
[5]Op.cit. Naing, Ngainun, h, 25.