Tugas Terstruktur
GURU KREATIF DAN INOVATIF
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Profesi Keguruan
Dosen Pembimbing : Dra . Hj. Maimunah, M.Pd.I
Oleh:
Muhammad Busyairi Nim:2012 121 575
Sri Jayantie Nim:2012 121 561
Mariatul Qibtiah Nim:2012 121 566
Ratni Nim:2012 121 564
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN AKADEMIK
2013/2014
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang dan berkah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Guru kreatif dan Inovatif”
ini.
Salam keselamatan dan kesejahteraan tertuju hanya untuk junjungan
kita, teladan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Profesi
Keguruan, yang dibimbing oleh ibu Dra. Hj. Maimunah, M.Pd.I.
Penulis menyadari bahwa dalam proses
penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih dari banyak
pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
dan penghargaan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, hingga
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, agar dikemudian hari
penulis dapat lebih baik lagi dalam hal pembuatan karya ilmiah ini.
Akhirnya dengan memohon rahmat, taufik, dan hidayah-Nya semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Amin
Ya Rabbal Alamin
Kandangan,10
April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER....................................................................................
i
KATA PENGANTAR...................................................................................
ii
DAFTAR ISI.................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1
A.
Latar
Belakang Masalah.....................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah...............................................................................
2
C.
Tujuan.................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A.
Pengertian Guru Kreatif dan Inovatif................................................ 3
B.
Arti Penting Guru...............................................................................
4
C.
Hal-Hal yang di Benci Oleh Peserta Didik........................................ 5
D.
Menjadi Guru yang Ideal dan Inovatif.............................................. 5
E.
Memupuk Kreativitas......................................................................... 9
F.
Memberdayakan Media...................................................................... 10
BAB II PENUTUP........................................................................................
11
A.
Kesimpula...........................................................................................
11
B.
Saran................................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi negeri ini agar
bisa bangkit dari keterpurukan dalam semua aspek kehidupan. Bangsa yang dilanda
krisis sejak 1997 dan sampai sekarang belum mampu keluar dari krisis multi
dimensional ini membutuhkan lahirnya kader-kader muda yang handal yang
mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dipundak merekalah, kejayaan
bangsa ini dipertaruhkan. Namun, kelahiran mereka tidak cukup hanya dinanti,
ditunggu dan dibayangkan. Kader-kader muda ini harus direncanakan, diupayakan,
dimunculkan, dan diperjuangkan dengan usaha maksimal, sistematis, dan
terstruktur.
Dalam hal ini, guru adalah aktor utama, disamping orang tua dan elemen
lainnya. Kesuksesan pendidikan yang dicanangkan. Tanpa keterlibatan aktif guru,
pendidikan kosong dari materi, esensi dan substansi. Secanggih apapun
kurikulum, visi, misi, dan kekuatan finansial, sepanjang gurunya pasif dan stagnan,
maka kualitas pendidikan akan merosot tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek
apapun sebuah kurikulum, visi misi dan kekuatan finansial, jika gurunya
inovatif, progresif, dan produktif, maka kualitas pendidikan akan maju pesat.
Apalagi jika sistem yang baik ditunjang dengan kualitas guru yang inovatif,
maka kualitas lembaga pendidikan semakin dasyat.
Disinilah, letak strategis guru dalam dunia pendidikan. Karena itu, tidak
ada pilihan lain, guru-guru yang ada harus memosisikan diri sebagai guru yang
ideal dan inovatif, yakni guru-guru yang mampu menyesuaikan diri dengan
tuntutan zaman, yang mempunyai kekuatan spiritual, intelektual, emosional,
dan sosial yang tinggi, serta kreatif melakukan trobosan baru yang kontinyu dan
konsisten. Tetapi faktanya, kebanyakan guru di Indonesia tidak sesuai dengan
harapan diatas. Mereka belum mencerminkan guru yang ideal dan inovatif yang
siap mendidik siswa dengan profesionalisme dan optimisme. Oleh karena itu
pemakalah ingin menyusun tentang menjadi guru kreatif dan inovatif.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan guru kreatif dan inovatif?
2.
Seberapa penting kah
guru dimata kita?
3.
Hal-hal apa saja yang
dibenci peserta didik?
4.
Apa saja tips menjadi
guru yang kreatif dan inovatif?
5.
Bagaimana cara memupuk
kreativitas peserta didik?
6.
Seberapa besar peran
media untuk pembelajaran?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian
guru kreatif dan inovatif.
2.
Untuk mengetahui arti
penting guru.
3.
Mengetahui hal-hal yang
dibenci peserta didik.
4.
Mengetahui tips menjadi
guru yang kreatif dan inovatif.
5.
Mengetahui cara memupuk
kreativitas
6.
Pentingnya
memberdayakan media
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Guru Kreatif dan Inovatif
Guru
adalah pendidik profesional, tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan dan juga melatih, menilai serta mengevaluasi peserta yang di didik
pada pendidikan formal dijenjang anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah.
Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat menguasai kelas
agar materi yang ia sampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa,
tentunya seorang guru harus bisa menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran
yang sedang berlangsung berjalan dengan efektif. Dengan demikian berarti
seorang guru harus memilki keterampilan untuk dapat menarik perhatian siswa,
guru harus terampil kreatif dan inovatif.
Kreatif
merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki kemampuan daya cipta.
Seseorang yang memiliki daya kreasi tinggi sering pula orang tersebut kreativitasnya
tinggi. Inovatif merupakan sebuah temuan baru baik dalam bentuk ide, barang
atau jasa yang berbeda dari sebelumnya dalam lingkun gan tertentu, dalam arti
kreasi, dimensi dan penampilannya. Sifat kreatif dan inovatif ini dibutuhkan
agar membawa kondisi pembelajaran yang kondusif secara keseluruhan.[1]
B.
Arti penting Guru.
Pembahasan guru itu selalu menarik, karena ia adalah kunci pendidikan.
Artinya, jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses.
Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya.
Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka
hal itu akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita besarnya
dimasa depan.
Ada beragam julukan yang diberikan kepada sosok guru. Salah satu yang
paling terkenal adalah “pahlawan tanpa tanda jasa”. Julukan ini
mengindikasikan betapa besarnya peran dan jasa yang dilakukan guru sehingga
guru disebut sebagai pahlawan. Namun, penghargaan terhadap guru ternyata tidak
sebanding dengan dengan besarnya jasa yang telah diberikan.
Ada banyak tokoh-tokoh yang sukses karena gurunya. Contohnya Imam syafi’i.
Kesuksesan beliau tidak lepas dari peran guru-gurunya, khususnya Imam Malik.
Begitu juga dengan tokoh Hellen yang tidak mampu berbuat apa-apa dan tidak
mengenal dunia, beliau di didik oleh gurunya yang begitu sabar. Akhirnya beliau
mampu menjadi guru besar dan melahirkan pemikiran-pemikiran yang dapat
diturunkan kepada anak cucunya, atau tokoh-tokoh yang sangat terkenal sekarang
seperti Bj. Habibi yang mampu membuat pesawat terbang, pemikiran beliau pun
karena jasa-jasa gurunya.[2]
C.
Hal-hal yang di benci oleh peserta didik.
Guru ideal tidak lepas dari penilaian murid. Untuk itu, seorang guru
ideal harus mendengarkan aspirasi murid agar perilakunya disenangi
murid. Tidak sebaliknya, bersikukuh dan cuek dengan sikapnya sendiri tanpa
memperhatikan penilaian dan aspirasi murid, karena harmonisasi hubungan guru
dan murid sangat penting untuk efektivitas pembelajaran yang dinamis dan
progresif. Dalam hal ini sebaiknya hal-hal yang dibenci murid menjadi parameter
agar pembelajaran berjalan dengan baik, berikut hal-hal yang biasanya dibenci
oleh peserta didik adalah sebagai berikut :
1.
Berpakaian kurang rapi.
2.
Jarang masuk.
3.
Pilih kasih (tidak
adil)
4.
Suka memberi PR tanpa
mengoreksi.
5.
Berkata kasar.
6.
Suka menyuruh.
7.
Menghukum semena-mena.
8.
Cuek didalam dan diluar
kelas.[3]
D.
Menjadi guru yang ideal dan inovatif
Menjadi guru yang ideal dan inovatif adalah sebuah tuntutan yang tidak bisa
dielakan. Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh kader-kader muda. Sedangkan
penanggung jawab utama masa depan kader-kader muda tersebut berada dipundak
guru, karena gurulah yang langsung berinteraksi dengan meraka dalam pembentukan
kepribadian, memberi pemahaman, menerbangkan imajinasi dan cita-cita,
membangkitkan semangat dan mengerakkan kekuatan mereka.
Disinilah guru dituntut menjadi busur yang kuat, dinamis, visioner, dan
powerful sehingga mampu melesatkan potensi dan cita-cita tinggi jauh ke
angkasa, mejadi orang yang mampu memberikan kemanfaatan penuh bagi kemajuan
dunia. Agar dapat menjadi guru yang dapat diinginkan seperti diatas, maka
hal-hal di bawah ini dapat menjadi renungan bersama.
1. Menguasai materi pelajaran secara mendalam
Menguasai materi pelajaran adalah syarat utama menjadi guru yang inovatif,
karena dengan menguasai materi, kepercayaan diri terbangun dengan baik, tidak
ada rasa was-was, dan bimbang terhadap pertanyaan murid. Ada pepatah mengatakan
“the right man on the rightplace”, artinya guru yang ideal adalah guru
yang mengajar sesuai bidangnya.
2. Mempunyai wawasan luas
Perubahan yang terjadi setiap saat akibat revolusi ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi berjalan dengan hitungan detik, oleh karena itu guru harus
up to date sehingga cakrawala pemikirannya menjadi luas, mendunia. Karena
sesuatu hal baru yang disampaikan seorang guru akan menjadi salah satu daya
tarik murid yang dapat menggugah semangatnya mengikuti pelajaran guru. Siswa
pun akan bangga mempunyai guru yang pengetahuannya luas.
3. Komunikatif
Guru yang suka menyapa dan memperhatikan kondisi muridnya lebih diterima
oleh anak didik dibandingkan dengan guru yang cuek dan egois, yang datang hanya
untuk menerangkan pelajaran lalu pulang, karena ketika seorang murid disapa ia
akan merasa diperhatikan.
4. Dialogis
Ketika guru hanya mengandalkan metode ceramah tanpa ada ruang dialog,
alhasil pemikiran anak tidak akan berkembang, dan semangat mengembangkan materi
menjadi lemah. Disinilah pentingnya metode dialog interaktif yang melibatkan
dua atau tiga arah, misalnya murid bertanya, guru menanggapi kemudian
ditanggapi lagi oleh siswa yang lain.
5. Mampu menggabungkan teori dan praktik
Anak didik akan mudah jenuh kalau hanya dijejali dengan teori tanpa
praktek. Praktek sangat diperlukan sebagai media menurunkan, mengedepankan, dan
meletakan pemahaman materi pada otak anak didik. Praktek dapat langsung
kelapangan atau sekedar di laboraturium, misalnya, untuk materi bahasa inggris
siswa sekali-kali diajak study tour ke tempat pariwisata yang banyak turis
asingnya agar mereka dapat mempraktikan dialog yang pernah diajarkan di
sekolahnya.
6. Bertahap
Belajar ilmu adalah setahap demi setahap, dari satu, dua dan seterusnya.
Bertahap ini meniscayakan pentingnya materi yang disampaikan secara urut, tidak
loncat-loncat. Dalam hal ini guru harus arif dan bijaksana, jangan memberi
materi dalam satu kesempatan. Berilah sedikit demi sedikit agar anak didik
dapat menerima dengan baik dan tidak mudah hilang. Kita bisa mengambil metode
ini dari peristiwa turunnya Al-Qur’an.
7. Mempunyai variasi pendekatan
Dalam proses belajar dan mengajar, seorang guru harus mempelajari banyak
pendekatan pengajaran. Dengan menguasai pendekatan pengajaran yang banyak,
proses belajar dan mengajar dapat berjalan secara variatif, tidak monoton dan
selalu segar.
8. Tidak memalingkan materi pelajaran
Dalam mengajar, seorang guru harus berkonsentrasi
penuh pada satu arah, satu target, dan satu tujuan yang dicanangkan, sehingga
hasilnya dapat maksimal. Misalnya, dalam materi agama tentang shalat, ia harus
berbicara seputar shalat dan hal-hal lain bersifat menunjang.
9. Tidak terlalu menekan dan memaksa
Seorang guru harus berusaha untuk mengajar secara alami, tidak terlalu
menekan dan memaksa murid, karena akan berakibat negatif bagi perkembangan
psikologisnya. Guru harus menyelami psikologi anak didik, memberikan materi
secara mengalir sesuai falsafah air yang mengalir secara pelan, mampu
merobohkan hal-hal besar dengan ketekunan, kerajinan, dan kesungguhan.
10. Humoris tapi serius
Salah satu guru yang ideal adalah berwatak dinamis, kompetetif, tapi
humoris. Ditengah kepenatan pikiran, keletihan fisik, dan kebosanan berfikir,
humor sangat diperlukan. Dengan selera humor yang tinggi, seorang guru dapat
memecahkan suasana yang menjenuhkan, menghilangkan kepenatan, dan menyegarkan
pikiran anak didik. Humor bukan sekedar alat penyegar, tetapi dilihat dari
banyaknya pelajaran yang murid dapatkan dan jam yang begitu lama misalnya, dari
jam 07.00 sampai 13.00, tentu beban pikiran mereka akan penat, disinilah peran
guru dalam mengatur ritme, irama dan menghilangkan beban pikiran yang semakin
berat, lebih baik guru menyelingi dengan humor atau permainan untuk menyegarkan
otak mereka, dari pada guru ceramah tapi siswa tidak mendengarkan dengan baik.[4]
E.
Memupuk kreativitas.
Bakat yang telah ditemukan dan kemudian teraktualisasi akan semakin
menemukan momentum dalam mengantarkan kesuksesan manakala diikuti dengan
kemampuan membangun kreativitas diri. Kreativitas ini merupakan upaya membangun
berbagai terobosan yang memungkinkan bagi pemberdayaan dan penguatan bagi
pengembang bakat yang telah tergali. Disinilah arti penting kreativitas untuk
menunjang kesuksesan.
Untuk membangun kreativitas, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama,
pengetahuan yang luas serta bidang yang dikuasainya dan keinginan yang terus
menerus untuk mencari problem baru. Kedua, adanya sejumlah kualitas yang
memungkinkan memunculkan respon seperti rasa percaya diri, ceria mandiri, kukuh
pendirian, tidak mengenal lelah, dan kesiapan mengambil resiko. Ketiga, adanya
kemampuan membagi konsentrasi, menjauh dari cara berpikir konvensional
menggunakan kekuatan intuitif dan yang tidak tersadari untuk menyelesaikan
masalah. Keempat, adanya keinginan kuat untuk mencapai keseimbangan saat
menghadapi persoalan, sehingga selalu berakhir dengan cemerlang.
F.
Memberdayakan media.
Perkembangan media
telah berlangsung secara cepat, dan membentuk budaya baru dengan segnifikan.
Budaya baru ini, langsung atau tidak langsung, sudah mempengaruhi bagaimana
siswa mengikuti sebuah proses pembelajaran. Ciri yang mendominasi adalah
munculnya komponen budaya indrawi yang utuh, meliputi melihat, mendengar,
merasakan, menyentuhkan dan bereksplorasi.
Bagi guru yang kreatif
dan inovatif, kehadiran budaya baru ini selayaknya ditempatkan sebagai potensi
dan tantangan untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih inovatif.
Sebagai konskuensinya, guru juga harus mengikuti perkembangan budaya baru ini
secara respontif. Pada zaman sekarang ini seorang guru jangan sampai gaptek
”gagal teknologi”, merespons secara kreatif terhadap perkembangan teknologi dan
memanfaatkannya sebagai media untuk memperkukuh dan memaksimalkan hasil
pembelajaran, merupakan hal yang tidak dapat dihindari lagi.
Untuk mengimplementasi
rancangan tersebut maka dalam pembelajaran, ada dua pendekatan yang perlu
dikembangkan, yaitu pendekatan visual-auditif dan pendekatan populer, untuk
mendukung pendekatan tersebut, kita perlu mengupayakan sarana-sarananya antara
lain:
1. Media gambar (visual) adalah sarana atau media yang berbentuk poster,
lukisan, foto, karikarur, dan sebagainya, yang fungsinya untuk mendukung
pembelajaran secara visual.
2. Media auditif adalah sarana atau media yang digunakan melalui pendengaran,
misalnya lagu dari kaset, CD dan lainnya.
3. Media audio-visual (FILM) adalah sarana atau media yang utuh untuk
mengolaburasikan bentuk visual dan audio. Sekarang hampir semua menggunakan
komputer dan proyektor atau LCD.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Banyak cara yang
dilakukan untuk menjadi guru yang ideal,kreatif dan inovatif yaitu, harus
menyadari bahwa guru adalah publik figur yang sangat di hormati
dimasyarakat,guru juga harus menjadi inspirasi bagi kader-kader muda yang akan
menjadi cahaya masa depan ditangannya lah bangsa ini dijunjung.Guru merupakan
orang yang sangat berpengaruh dalam hal ini,namun untuk menjadi guru yang ideal
harus mempunyai wawasan yang luas,dialogis,komunikatif dan sebagainya.
Dalam hal ini
perkembangan teknologi dapat mempengaruhi kinerja guru, karena guru dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman,dan media pun
sangat membantu jalannya pembelajaran,seperti media visual,audio dan
audio-visual.Untuk itu guru seharusnya dapat menjadi contoh yang baik dan dan
memunculkan ide-ide baru yang dapat memotivasi dan menginspirasi peserta
didiknya.
B.
Saran.
Agar para calon guru
tidak menjadi guru yang jadul, hendaknya mulai dari bangku kuliahlah saatnya
mengeruk ilmu para dosennya sebanyak-banyaknya, dan mencari informasi
sebanyak-banyaknya diluar jam kuliah, agar nanti pas selesai maupun belum siap
diterjunkan ke lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal ma’mur.
2011.Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif dan Inovatif. Yogyakarta: Diva
press.
Naim, Ngainun. 2009. Menjadi
Guru Inspiratif. Yogyakarta: pustaka pelajar.
[1]Isetiarahmawati, “guru keriatif dan
inuvatif” http://isetiarahmawati.blogspot.com/2012/12/guru-kreatif-dan-inovatif.html.
Diakses tgl, 20-03-2014.
[4]Asmani, Jamal ma’mur.
2011.Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif dan Inovatif. Yogyakarta: Diva
press.